Ambigu

By: Kia Waru

Fajar sidik membayang dilangit timur, memberi kesan sejuk pada pagi yang berseri...

Aku yang terpenjara dalam duka kian sakit mengingat bayangan hampa yang menyayat hati...

Benarkah inginmu adalah aku? Sebab kerap kali sikapmu ambigu dan tak menentu...

Atau apakah rasamu juga abu-abu? Aku kesulitan membaca keseriusanmu...

Apakah ini hanya sebuah permainan tebak rasa ataukah petunjuk bahwa kita tak layak bersama?...

Jika itu semua alasannya, mengapa harus ada kata KITA di antara pergolakan itu...

Mengapa perlawanan untuk melepaskan tak mampu diutarakan lewat untaian kata romantis tak berwarna? Mengapa harus ada topeng yang menyembunyikan kebodohan itu....

Mengapa tidak dapat dilepas jika tak lagi memiliki rasa....

Entahlah, dunia begitu kejam hingga aku tak bisa membedakan perasaan cinta dan kasihan, tak bisa memilih melepaskan atau dilepas...


Pada akhirnya kuserahkan pada waktu yang belum tentu selesai, pada kesepian yang belum tentu mengerti dan padanya yang belum tentu memahami


Kupang, 4 Desember 2025

Komentar

Anonim mengatakan…
Terimakasih kak

Postingan populer dari blog ini

Artificial Intellegence VS Pelajar (Menengok Realita dan Membangun Harapan)

Seanggun Janji Semesta

A Reflection in the Midst of Confusion and Progress