Artificial Intellegence VS Pelajar (Menengok Realita dan Membangun Harapan)

 Oleh: Heppyyance

 

Prolog 

Kemajuan teknologi menjadi perwakilan apresiasi bagi kehebatan manusia untuk menciptakan alat bantu kehidupannya. AI (Artificial Intelegence) merupakan salah satu dari sekian banyaknya inovasi teknologi yang semakin memukau. Pernyataan ini didukung oleh fungsinya (AI) yang menjamah hampir seluruh aspek kehidupan manusia; kesehatan, pertanian; pendidikan; marketing, dll. Artificial Intelegence dapat dipahami sebagai pengembangan teknologi yang dapat berpikir dan bertindak seperti manusia (Putri dan Kom) dalam (Farwati, dkk, 2023). Pabubug (2021) dalam (Michael Pabubug, 2021) mengafirmasi definisi AI sebagai stimulasi proses kecerdasan dan pemikiran manusia oleh mesin-mesin yang terhubung dengan lautan data dan informasi. Mesin-mesin dibuat hampir menyerupai kapasitas dan kecerdasan manusia itu sendiri. Definisi ini meruujuk pada realitas AI yang dimanfaatkan untuk mempermudah, bahkan menggantikan peran manusia dalam banyak hal. Pertimbangan dasar yang mendukung penggunaan AI yang semakin intens adalah efisiensi dan efektivitas yang tinggi, karena dirancang untuk menjadi media yang superior. 

Di sisi lain, pelajar sebagai subjek dan objek kemajuan teknologi itu (AI), mendapat kesempatan untuk berafiliasi dengannya. Tuntutan pendidikan yang semakin kompleks; mengingat kompleksitas kemajuan di semua bidang kehidupan juga, menuntut para pelajar untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Penggunaan platform yang disediakan AI untuk mendukung aktivitas belajar, seperti ChatGPT untuk meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi, merupakan bentuk transisi cara belajar yang kolaboratif (Cotton, dkk), dalam (Suarifqi Diantama, 2023).  Dengan akses yang mudah untuk mendapatkan informasi, AI diharapkan menjadi media yang bermanfaat bagi para pelajar untuk mengembangkan berbagai ilmu dan kompetensi mereka. Sariguna dan Kennedy (2023), menyebutkan pentingnya penggunaan AI dalam aktivitas belajar sebagai upaya untuk memperkaya cakrawala berpikir serta pengalaman belajar yang lebih komprehensif. Penggunaan AI sebagai alat untuk menyediakan informasi antara pengajar dan pelajar menjadi realitas yang menuntut keduanya untuk menguasai semua situs AI. 

Artificial Intellegence VS Pelajar 

Penerapan AI dalam aktivitas belajar menemukan gerbong pertanyaan besar. Apakah AI menggeser manusia (Pelajar) dari independensinya sebagai pemikir? Algoritma AI yang dikendalikan oleh robot menjadi tantangan yang hebat bagi pelajar. Kehilangan independensi berpikir para pelajar dalam menyelesaikan tugas atau mengkritisi informasi bisa berdampak vatal. (Hakim, Fadillah dan Rofiq, 2024), menyebutkan dua peran AI dalam dunia pendidikan, analisis data dan asisten virtual. AI dapat menganalisis informasi berupa tren, pola, dan kebutuhan pelajar. Sebagai asisten virtual, AI selalu menyediakan jawaban yang dibutuhkan oleh pengajar dan pelajar setiap saat. Interaksi ini membawa para pelajar pada kemudahan untuk memberikan jawaban pada setiap pertanyaan yang diberikan. Dalam diskusi maupun tugas. Benang merah tren ini adalah dependensi pelajar untuk menjawab setiap ketidaktahuan mereka melalui AI (mental instan). Peluang besar yang muncul adalah pelajar justru tak mampu memahami jawaban yang ia berikan. Hal ini disebabkan oleh sumber jawaban yang tidak berasal dari pengetahuannya melainkan sumber lain yang digunakan untuk mengeluarkannya dari kesulitan untuk menemukan jawaban. Pelajar, pada muara dampak fenomena ini dieliminasi pemikirinnya oleh sumber lain, AI. Pada dasarnya ia terjebak dalam algoritma AI yang membelenggunya untuk tidak berpikir lagi dan mengonsumsi informasi dari AI sebagai data yang valid tanpa upaya verifikasi. Artinya, analitikal thinkingnya menjadi lenyap dan ia menerima semua informasi sebagai kebenaran. Pelajar kehilangan identitasnya sebagai rational animale.  

Kehilangan independensi berpikir para pelajar dan bermuara pada fenomena brain root atau menerima informasi yang dikonsumsi oleh publik sebagai kebenaran yang diterima tanpa pengujian lebih lanjut. Dalam hal ini para pelajar menjadi sosok yang terbuang dari tujuan utama pendidikan, menjadi pribadi yang berakal dan berbudi baik. Dalam praktiknya di tengah kehidupan sosial, ia tak dapat bertindak otonom. Semua cara berpikirnya diambilalih oleh sistem AI yang mengeliminasi peran otak manusia. Para pelajar adalah sosok pembawa perbahan bagi kehidupan sosial. Tentu saja identitas agen of change ini dimaksudkan untuk arah yang positif. 

Epilog 

Membangun Harapan 

Menjadi seorang pelajar mesti dibarengi dengan kesadaran akan arti keberadaanya. Merenungi pelbagai fenomena sosial dan menariknya dalam pemikiran yang kritis adalah jalan untuk menemukan cahaya dalam keabu-abuan kehidupan. AI sebagai fenomena kemajuan yang ambivalen meski dipahami dalam berbagai perspektif sebelum digunakan sebagai media belajar. Di sini seorang pelajar dituntut untuk menggunakan rasionalitasnya menghaapi algoritma AI yang berpotensi memenjarakan pikiran manusia. Seorang pelajar meski mampu mengenali sistem kerja AI agar tak terbelenggu dalam arus kerja yang sebenarnya mengeiminasi kesadaran manusia. Sistem otomatisasi kerja dan dalam media digital perlu disikapi dengan bijak. Mengingat pendidikan adalah wadah pembentukan cara berpikir dan bertindak, maka seorang pelajar perlu menyiapkan diri untuk hidup dalam lingkup masyarakat dan memancarkan dampak yang konstruktif-positif. Lebih dari itu, antisipasi negativitas AI ini memerlukan kontribusi semua stakeholder pendidikan. Muali dari keluarga, pengajar, masyarakat dan semua agen sosialisasi. Penanaman nilai-nilai kehidupan sangatlah penting bagi agen sosialisasi agar generasi kemudian hari tidak kehilangan identitasnya akibat ketidakmampuan untuk memfilter arus perubahan. Keunggulan sistem kerja AI adalah peluang strategis bagi pelajar untuk belajar dan mengembangkan diri tanpa kehilangan kesadaran berpikir akibat algoritma AI (Ramadhana & Nasution, 2024).  

Sumber Acuan 

Ramadhana & Nasution. 2024. “Analisis Dampak Penerapan Teknologi AI Pada Pengambilan Keputusan Strategis dalam sistem Informasi Manajemen,” Jurnal Ilmiah Research and Development Student (JIS), Vol. 2 No.1, P. 161-168. 

Hakim, Fadillah & Rofiq. 2024. “Artificial Intelegence (AI) dan Dampaknya dalam DIstorsi Pendidikan Islam,” Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, Vol.13, No.1, P. 130-144. 

Diantama, Suarifqi. 2023. “Pemanfaatan Artificial Intellegence dalam Dunia Pendidikan,”  DEWANTECH: Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 1, No. 1, P. 8-14. 

Pabubug, Michael. 2021. “Epistemologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pentingnya Ilmu Etika dalam Pendidikan Interdisipliner,” Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 4, No. 2, P. 152-159 

Farwati, M. dkk. 2023. “Analisa Pengaruh Teknologi Artificial Intellegence (AI) dalam Kehidupan Sehari-hari,” Jurnal Sistem Informasi & Manajemen, Vol. 11, No. 1, p. 39-45. 

1(11)

Komentar

Posting Komentar

Hi, Heppy

Postingan populer dari blog ini

A Reflection in the Midst of Confusion and Progress

Sajak Kelam Si Nelayan

DI UJUNG DOA

KUNJUNGAN MAHASISWA POLITEKNIK ELBAJO COMMODUS PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERHOTELAN KE KSOP KELAS III LABUAN BAJO

Keindahan dan Kebersihan Bertamu di AYANA Komodo Waecicu Beach Berkat Tim Room Attendant Handal

Negeri Nun Jauh

Pembaca di Pojok Ruangan

Menulislah

Hidup adalah Perjuangan