Tanahku Direbut Kapitalis

 By: Heppyyance

 

Dulu, tanahku adalah surga yang berkelimpahan damai, semua orang bergandeng tangan, terdengar canda tawa mereka saat musim-musim sulit kehidupan

Semua siklus perjuangan adalah kekerabatan untuk bertahan hidup dalam masa-masa sulit...

Saat pangan menjadi langkah, mereka mengunyah tumbuhan dan pahitnya kehidupan secara bersama

Ladang mereka adalah tempat dimana persaudaraan dijunjung, disana gotong royong menjadi asas pekerjaaan...

Semua terlihat begitu anggun, desaku hijau dan tawa menjadi pelengkap kebahagiaan itu....anak-anak bermain lumpur dan tertawa dalam balutan kerukunan...

Sekejap semuanya sirna ditelan bencana....

Tangan-tangan serakah mulai menjamah tanahku, merebut kehijauannya lalu memanen kesuburannya dan mengusir asas gotong royong...

Mulai terlihat bisikan untuk merebut semua kedamaian itu...

Ladang menjadi tempat paling sepi saat semua bekerja untuk mencari uang dan menjadi alat-alat pemuas para pencari kekayaan 

Mereka tertawa karena mengumpulkan segudang kelimpahan tanahku walau merenggut sejuta dunia indah yang pernah dibangun ribuan tahun silam

Semua orang tidak saling mengenal, mereka saling membentak jika tidak menghasilkan rupiah...

Mereka tak mengenal arti keseimbangan ekologis dan berusaha menjadi penguasa aset dan membiarkan kelaparan menjadi fenomena lumrah dan seakan tak berdosa

Mereka mebumi hanguskan moralitas untuk saling menghargai....senyuman berarti transaksi dan itulah koneksi yang sesungguhnya bagi mereka, saat semua relasi menjadi lahan menggarap keuntungan 

Sawah-sawah menjadi ladang penindasan, tidak ada lagi kumpulan akibat sepenanggungan... semuanya berusaha menanggung beban demi kepentingan masing-masing 

Aku tahu tanahku sudah direbut kapitalis ...

Ada ribuan punggung yang menjadi korban penindasan saat kaki mereka masih menginjak tanah yang sama...

Sebuah impian untuk bahagia di atas bumi kelahiran adalah utopia sedangkan setiap harus tangan besi terus melancarkan cemeti bagi mereka...

Air mata mereka tidak berarti lagi ...karena kapitalis tidak menghargai air mata, tetapi keringat yang menghasilkan uang adalah kunci untuk diperlakukan baik...

Sungguh malang,elihat tanahku menjadi tandus karena mereka yang kelaparan harta dan validasi...


Labuan Bajo, 10 Desember 2o24 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artificial Intellegence VS Pelajar (Menengok Realita dan Membangun Harapan)

A Reflection in the Midst of Confusion and Progress

Sajak Kelam Si Nelayan

DI UJUNG DOA

KUNJUNGAN MAHASISWA POLITEKNIK ELBAJO COMMODUS PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERHOTELAN KE KSOP KELAS III LABUAN BAJO

Keindahan dan Kebersihan Bertamu di AYANA Komodo Waecicu Beach Berkat Tim Room Attendant Handal

Negeri Nun Jauh

Pembaca di Pojok Ruangan

Menulislah

Hidup adalah Perjuangan