Perwakilan Siapa?

 By: Heppyyance 

Hari itu adalah hari pertama bagi semua DPR yang baru dilantik mengadakan sidang. Semua anggota DPR baru itu terlihat antusias. Mulai dari yang datang pagi-pagi sampai yang berdandan rapi bak pengantin. Wajah mereka sangat bercahaya. Bersemangat untuk memulai amanah yang diberikan oleh demos dan crotos. Tak perlu heran, ini adalah pemandangan biasa setelah drama kampanye dan pemilihan. Ada yang turun dari mobil puluhan, bahkan ada yang ratusan juta. Kantor DPR dipenuhi oleh para anggota dewan hari itu.

Pemandangan aneh mulai muncul saat salah seorang anggota DPR datang dengan pakaian ala kadarnya. Ia menunggangi sepeda motor butut, membawa tas murahan, mengenakan baju kaos berkerah, dan bercelana panjang hitam agak dekil. Saat sidang hendak dimulai, pimpinan mencoba memberikan teguran kepada dewan itu. Konon, namanya adalah Refan, ia adalah anggota partai Konoha. 

"Pak Refan tahu ini adalah sidang resmi, mengapa berpakaian seperti itu?" Tanya pimpinan DPR yang merupakan anggota partai Makmur. Ia menegur pak Refan yang dianggap tidak profesional. 

"Salahnya di mana pak?" Balas pak Refan meminta klarifikasi. 

"Situasi ini kan formal, resmi. Kita mesti berpenampilan sesuai dengan konteks. Harus memberikan contoh yang disiplin. Bagaimana rakyat menghargai kita, kalau kita sendiri tidak menghargai diri kita?" Penjelasan pimpinan terlihat cukup masuk akal. 

"Ohhhh..... Jadi itu alasannya," balas pak Refan. "Emangnya kita ini perwakilan siapa?" Tanya pak Refan. "Apakah rakyat memakai jas, berkendaraan mewah, dan berlimpah harta? Bukankah kita mewakili mereka? Saya berpakaian seperti ini karena seperti inilah rakyat kita saat ini. Jauh dari semua yang kita tampilkan. Jadi, apakah kita yang ada di sini sudah mewakili mereka? Atau justru mewakili diri kita masing-masing?" Balas pak Refan yang membuat ruang sidang sedikit tegang dan ribut. Ada banyak tanggapan. 

" Assalamualaikum......" Suara ketua memimpin sidang, menghentikan semua pertengkaran yang ia mulai sendiri. Pak Refan mulai mengikuti jalannya persidangan sambil tertawa dalam hatinya. "Konoha, Konoha!" Gumamnya, kecil, agar tak terdengar oleh siapapun...... Hhhhhhhhhhh


Golomori, 30 Januari 2o25 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artificial Intellegence VS Pelajar (Menengok Realita dan Membangun Harapan)

A Reflection in the Midst of Confusion and Progress

Sajak Kelam Si Nelayan

DI UJUNG DOA

KUNJUNGAN MAHASISWA POLITEKNIK ELBAJO COMMODUS PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERHOTELAN KE KSOP KELAS III LABUAN BAJO

Keindahan dan Kebersihan Bertamu di AYANA Komodo Waecicu Beach Berkat Tim Room Attendant Handal

Negeri Nun Jauh

Pembaca di Pojok Ruangan

Menulislah

Hidup adalah Perjuangan