Berbisik Kepada Tuhan

 By: Heppyyance 

Tuhan.... Suara ku merintih pelan, menguraikan setiap kata yang ingin ku sampaikan pada-Mu.... Aku harap semuanya terucap, meski tak sanggup aku mengucapkannya 

Bahuku ini sangat rapuh..... Saat kesempatan untuk menjadi dewasa terlalu berat bagiku, aku tak menolak pelajarannya, tetapi semuanya harus dibayar air mata....

Saat kehilangan mesti kuterima sebagai rencana-Mu, tetapi dia begitu berarti bagiku.... Mengapa kesabaran mesti dibayar kepergian, dan aku harus merelakannya?

Tuhan senyuman ini memang berarti bersyukur, tetapi bisakah Kau menguatkanku untuk jujur, bahwa aku hancur berkeping-keping dalam duka yang kualami?

Tuhan... Dalam suara pinta aku memohon, bisakah Kau janjikan mentari esok akan bersinar cerah? Bisakah aku tidur nyenyak tanpa takut akan mendung yang mendatangkan air mata?

Tuhan... Bisakah air mata ini berhenti mengalir hanya sesaat saja? Saat semua kenangan ini memenjarakan aku dalam kesedihan..... ? Mengapa hari berjalan begitu lambat saat aku tak ingin mengenang semuanya?

Benarkah rencana indah-Mu telah kau siapkan bagiku? Tetapi mengapa selalu saja ada keputusasaan yang menantiku? 

Tuhan aku ingin menangis.... Tetapi aku meminta agar Kau tak mengusap air mataku.... Aku ingin Kau duduk di sampingku, membiarkan aku bersandar pada-Mu.... 

Aku ingin bisikan ini berubah menjadi ribuan tetes air mata, tetapi aku tak perlu takut, sebab rencana-Mu lebih indah.... Lalu kau menggenggam tangan ku dan membiarkan langkah ku menjadi pasti untuk menapaki setiap liku hidup itu...

Aku ingin berbisik pada-Mu nanti, "terima kasih".....


Golomori, 21 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artificial Intellegence VS Pelajar (Menengok Realita dan Membangun Harapan)

A Reflection in the Midst of Confusion and Progress

Sajak Kelam Si Nelayan

DI UJUNG DOA

KUNJUNGAN MAHASISWA POLITEKNIK ELBAJO COMMODUS PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERHOTELAN KE KSOP KELAS III LABUAN BAJO

Keindahan dan Kebersihan Bertamu di AYANA Komodo Waecicu Beach Berkat Tim Room Attendant Handal

Negeri Nun Jauh

Pembaca di Pojok Ruangan

Menulislah

Hidup adalah Perjuangan