Pembaca di Pojok Ruangan
By: Heppyyance
Di ruangan bisu itu, sesosok pemuda berbicara dengan pengukir aksara.... Ia mulai mengaja kata; kemudian kalimat; lalu memasuki paragraf..... Ada anggukan kecil saat ada makna yang ia temukan dalam barisan kata-kata itu...
Wajahnya mengungkapkan tentang api yang berkobar dalam deretan kata yang ia baca.... Sementara derap langkah di luar terus bergemuruh... Ada anomali yang membingungkan....
Semua orang bergerak tanpa arah; berbicara dengan bahasa lain; tak saling mengenal; semuanya ngawur, tetapi tak ada yang menyadari, 'kenapa'?
Sang pembaca terus menyelam dalam aksaranya.... Menemukan dirinya dalam tulisan itu.... Ia mencoba menjadi bijaksana, tetapi itu mustahil, sebab ia terus menemukan dirinya selalu bersalah di hadapan kata-kata itu....
"Mengapa hidup ini terlalu ngawur?" Ia mengulang kalimat dalam tulisan itu..... Mengapa semua kepala terlihat seperti bangunan tua tak berisi apa-apa.....? Ke mana semua isi kepala manusia ini?
Keruwetan di luar membuatnya memutuskan untuk terus berbicara dengan sang penulis aksara itu.... Tetapi apakah ia akan tetap berada di ruang itu saat air matanya berbicara tentang penderitaan orang-orang di luar ruangan itu? Mengapa ia mengunci diri saat mereka semua akan segera punah...
Ia meneruskan penelusurannya dalam lorong kesendiriannya itu.... Akhirnya ia menemukan alasannya..... Orang-orang itu telah lebih dahulu meninggalkan aksara itu lalu membiarkan kepalanya menjadi kosong, tanpa isi......
Segera saja kepala mereka direbut oleh wujud yang tak mereka kenali.... Mereka adalah mesin yang diciptakan oleh tangan manusia.... Tetapi manusia kehilangan makna saat mesin itu mengisi kepala mereka....
Tinggalah mereka sebagai tubuh tanpa jiwa... Hidup dalam kerancuan....
Sang pembaca menangis sedih... Ia sadar, akan ada banyak kepala yang kehilangan isinya..... Ia memeluk erat buku itu dan membiarkan pojok ruangan itu menjadi saksi, bahwa ia telah menjadi manusia yang bijaksana
Labuan Bajo, 4 Januari 2025
Kak Heppy keren em
BalasHapusterima kasih banyak.....
Hapus