“BANGKIT, MENJADI MANUSIA BARU”: SEBUAH REFLEKSI PASKAH 2025
Oleh: Heppyyance
Syukur kepada Tuhan untuk berkat
paskah di tahun 2025 ini. Tahun yang menjanjikan banyak hal baik. Semoga dalam
keheningan mengenang wafat Yesus sebagai jalan derita menuju keselamatan,
terdapat makna yang dipetik dan menjadi daya ubah dalam kehidupan, baik pribadi
maupun Bersama. Dalam semarak kebangkitan, semua harapan, niat baik, cita-cita,
dan semua usaha diharapkan terus berkobar. Pada titik bijaksananya, semarak
kebangkitan Kristus tidak hanya perayaan simbolik sebagai warga gereja, atau
hanya menjalankan seremoni rutin tahunan. Semangat kebangkitan mesti mendorong
semua orang untuk bangkit dalam semua dimensi kehidupannya agar berubah dan
pada akhirnya berbuah.
Tulisan ini merupakan sebuah pancaran
refleksi yang diharapkan bisa memantik semangat pembaharuan diri menyambut
perayaan paskah. Poin refleksi yang disampaikan tidak menelisik esensi paskah
dalam konsep teologi secara mendalam, melainkan sebuah Upaya melihat realitas
diri yang kini bergulat dengan berbagai persoalan. Peristiwa paskah dapat
menjadi kekuatan baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Permohonan maaf
yang sebesar-besarnya bagi ketidaksempurnaan tulisan ini dari konsepsi
penulisan hingga pembahasannya.
Kebangkitan Yesus sering dikaitkan
dengan keyakinan bahwa Kuasa Tuhan mengalahkan maut. Yesus ingin mengatakan
bahwa satu-satunya jalan menuju kebangkitan adalah penderitaan dan bahkan
kematian. Tetapi semuanya itu adalah prasyarat yang bisa memberikan buah manis
jika dilewati dengan penuh iman dan tanggung jawab. Yesus menunjukan teladan
iman yang teguh dengan jalan salib-Nya yang berujung pada kematian. Ia
menunjukan bahwa maut bukanlah akhir, melainkan awal baru bagi mereka yang
mengimani-Nya. Dalam prosesi menuju kebangkitan, Yesus menunjukan adanya
rintangan dan cobaan yang tidak enak. Tetapi pada akhirnya, kemenangan selalu
menjadi milik mereka yang setia dan terus berjalan mencari makna. Makna yang
ditemukan pada akhir sesi perjuangan itulah yang kemudian disebut sebagai
kebangkitan, kemenangan dalam menjalankan penderitaan.
Kini, mari menarik makna kebangkitan
itu dalam dimensi kehidupan yang Tengah dilanda oleh maut-maut yang menakutkan.
Dalam refleksi ini, kebangkitan yang diharapkan akan ditinjau dari beberapa
segi kehidupan yang membutuhkan perhatian dan keseriusan. Tiga dimensi utama
yang diangkat adalah dimensi moralitas; dimensi sosial dan dimensi ekologis.
Pembatasan ini dimaksudkan untuk menghindari pembahasan yang terlalu melebar
serta merupakan dimensi krusial dalam era disrupsi.
Pertama, dimensi moralitas.
Krisis moralitas yang dihadapi dalam dunia modern (saat ini), dapat dilihat
dalam fenomena pembunuhan, seks bebas, krisis identitas, dll. Fenomena-fenomena
ini mewakili dan mengafirmasi dimensi negative kemajuan yang mengurangi nilai-nilai
moral. Melihat realitas itu, tidak salah jika direfleksikan nilai-nilai paskah
agar kebangkitan dan menjadi manusia baru bisa menjadi catatan yang membawa
perubahan. Fenomena negative yang disebutkan di atas adalah maut yang harus
segera berakhir. Bangkit dalam dimensi moralitas dimaksudkan untuk Kembali
menjadi manusia utuh, manusia yang mempunyai tanggung jawab moral atas
kehidupan yang diberikan oleh Sang Kalik. Bangkit dalam artian, berhenti
menjadi mayat dalam definisi Krisis moralitas dan menjadi manusia baru sebagai
spirit kebangkitan Kristus. Dalam keseharian hidup, moralitas sangat perlu
untuk membentuk manusia menjadi bagian dari kehidupan dari makhluk lain;
manusia, fauna dan flora. Kebangkitan Kristus adalah contoh bahwa dalam perjalanan
penderitaan yang diwarnai oleh pengkhianatan, cobaan, tantangan dan
penderitaan, selalu ada cara untuk melewatinya. Yesus menunjukan cara itu dalam
rupa bangkit dari tempat ia jatuh.
Maut yang membelenggu manusia ke dalam
krisis moral, yang membuatnya bertindak amoral (seperti kekerasa, penipuan,
pembunuhan, pelecehan, dll.) adalah tempat manusia itu jatuh. Kadang, godaan
maut itu lebih menarik sehingga manusia terus menjadi mayat yang rapuh dan
tinggal dalam kegelapan. Bangkit dalam spirit paskah mengartikan kemauan untuk
tidak tinggal dalam kegelapan dan berdiam saat jatuh. Bangkit berarti menolak
untuk dibelenggu dan hidup dalam kebenaran sejati. Membebaskan diri dari gejala
keliru seperti krisis moralitas adalah bukti dari kebangkitan sesuai dengan
teladan Kristus. Paskah bisa menjadi titik start yang berguna bagi niat untuk
bangkit dari keterpurukan moralitas akibat perubahan yang sering kali berwajah
buruk.
Kedua, dimensi sosial. Maut
dalam dimensi sosial yang membelenggu manusia adalah kehilangan harmonisme
manusia sebagai makhluk sosial, makhluk yang tidak hanya membutuhkan orang lain
tetapi dibutuhkan juga oleh orang lain. Individualisme, apatisme, isolasi diri,
sering kali menjadi gejala kehilangan identitas ke-sosial-an manusia. Ditambah
lagi system kehidupan daring yang menambah keleluasaan manusia untuk
bekerja sendirian. Kerancuan ini memunculkan keasingan dalam relasi manusia,
pada akhirnya mereka saling berpaling saat ada kesulitan. Selain mengisolasi
diri dari kehidupan Bersama, manusia juga ternyata dapat hidup dalam
solidaritas semu. Menciptakan relasi yang bersifat ekonomi-profit saja. Ikatan
yang terbentuk lebih diarahkan kepada tujuan keuntungan secara ekonomi saja. Di
sana terdapat kapitalisme, diskriminasi, eliminasi, korupsi, dll.
Bangkit dan menjadi manusia baru dalam
spirit paskah berarti melepaskan belenggu egoisme dan Upaya untuk menjauh dari
kehidupan sosial, lalu memulai untuk menjadi manusia yang hadir dalam kehidupan
Bersama. Yesus, dalam peristiwa kematian-Nya, menunjukan nilai solidaritas yang
tinggi, Ia menolong orang lain meski harus merasakan penderitaan bahkan
kematian. Tetapi kebangkitan-Nya justru menjelaskan bahwa dalam solidaritas
sejati ada kehidupan yang baik. Dalam kebersamaan dengan orang lain ada
sukacita. Manusia dipanggil untuk hidup di Tengah orang lain dan memberikan
warna. Maka menjadi manusia baru harus melalui perjuangan Bersama agar dapat
memberikan kebaikan dalam skala kebersamaan itu. Kehidupan Bersama menjadi
lebih berarti. Saling menolong, menghargai, dsb. Merupakan kebangkitan sejati
dari maut kehidupan pribadi.
Ketiga, dimensi ekologis.
Krisis lingkungan menjadi wacana yang cukup serius. Dalam banyak ramalan,
persoalan mengenai lingkungan hidup dan kelangsungan ekosistem kehidupan sedang
dalam ancaman besar. Jika manusia terus mengeksploitasi alam dan tidak pernah
berpihak padanya, maka alam akan segera melahirkan taring serta memangsa semua
isi bumi.Persoalan ini tentu sangat memprihatinkan mengingat alam adalah pusat
kehidupan yang membantu makhluk hidup untuk menghuni bumi ini dengan nyaman.
Eksploitasi sumber daya terbatas, akselerasi Pembangunan, defrestasi, dll.
adalah bukti kegagalan manusia untuk mempertanggung jawabkan pemberian Tuhan
baginya dalam rupa semesta.
Menjadi manusia baru dalam dimensi
ekologis berarti mulai mengambil bagian dalam proses penyelamatan ekosistem
lingkungan hidup sebagai habitat makhluk hidup. Dalam Bahasa sederhana,
kebangkitan itu lahir dalam kesadaran ekologis. Membuang sampah pada tempatnya,
tidak merusak hutan, menerapkan kebijakan yang tidak mencemari lingkungan serta
bertanggung jawab atas keselamatan makhluk hidup adalah bukti cinta bagi
pemberian Sang Pemilik Semesta. Harus ada harmonisme baru antara kehidupan
manusia dan alam hidupnya. Paskah adalah bukti bahwa semua ciptaan adalah milik
semesta yang mesti hidup berdampingan. Manusia tidak bisa menggunkan
kekuasaannya untuk merusak esensi ciptaan lain. Sebab kelngsungan hidup adalah
tanggung jawab semua stakeholder kehidupan, manusia, hewan dan tumbuhan. Bahkan
makhluk mikroskopis sekalipun berperan penting bagi kelancaran kehidupan di
bumi ini. Dalam semarak paskah ini, pembaharuan itu harus segera dilahirkan
dalam tindakan nyata.
Tiga pokok bahasan di atas adalah
bagian yang cukup penting untuk diperhatikan dewasa ini. Perubahan yang terus
terjadi adalah fenomena abadi dan kekal. Tetapi meyikapinya adalah
kebijaksanaan jika berdampak posotif; dan kutuk jika ia merusak kehidupan itu
sendiri. Paskah dapat menjadi momen untuk membangun refleksi yang kuat untuk
menjadi manusia baru yang bangkit dari keterpurukan dan persoalan yang
disebutkan. Bersama keluarga dan masyarkat, spirit paskah harus dihidupkan agar
pengorbanan Kristus menjadi bukti bahwa bangkit adalah jaminan bagi semua orang
yang mau belajar dan terus mencari kebenaran sejati. Kebangkitan itu adalah
milik mereka yang tak pernah tinggal dalam bayangan maut dan kegelapan,
melainkan mereka yang terus memperbaiki diri.
Akhirnya, saya ucapkan “selamat
hari raya paskah untuk kita semua. Mari menjadi manusia baru yang hidup dalam
terang. Doakan mereka yang telah berpulang, agar kebangkitan Kristus memberikan
mereka Jaminan untuk kehidupan abadi. Amin!”
Golomori,
18 April 2025
Komentar
Posting Komentar
Hi, Heppy